Minggu, 20 Januari 2013

LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS


LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS


A.     PENDAHULUAN
Ada banyak sekali penyakit yang menyerang kulit manusia, salah satunya adalah dermatitis. Dermatitis merupakan sebuah kelainan kulit dengan gejala subyektif rasa gatal. Penyakit ini biasanya ditandai dengan ruam yang polimorfi dan umumnya berbatas dengan tegas. Kulit tampak meradang dan iritasi. Peradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki.
Penyakit dermatitis ini memang tidak pandang bulu, semua orang baik tua maupun muda “berpeluang” terkena penyakit ini. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.

B.     PENGERTIAN
Dermatitis adalah suatu peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal. Pada umumnya Dermatitis juga disertai dengan tanda-tanda seperti terbentuknya bintik yang berisi cairan (bening atau nanah) dan bersisik.          
Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman dan percaya diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan dapat membantu mengobati penyakit dermatitis.
Dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan suatu peradangan pada kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik dan dermatitis atopik (eksim). Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan terjadi dalam berbagai bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak, memerah dan kulit gatal.
Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai gangguan yang semua mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat terjadi di mana saja. Beberapa jenis dermatitis memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang lainnya tidak. Namun, penyakit dermatitis selalu berhubungan dengan kulit yang bereaksi terhadap kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi, atau alergen. Biasanya, substansi yang datang dalam kontak langsung dengan kulit, tetapi kadang-kadang substansi juga datang karena ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua kasus, menggaruk terus menerus atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan kulit.
C.     GEJALA
Dimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.
Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak lebih terang atau lebih gelap.
Dermatitis Atopik : Bisa terjadi pada bayi yang disebut eksim susu. Timbul disekitar pipi dan bibir. Sedang pada anak dapat dijumpai didaerah lipatan siku . Dermatitis Kontak : Pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai bisa terkena dermatitis kontak karena popok terlalu lembab dan kontak langsung dengan air kemih berjam-jam sehingga timbul gejala kemerahan pada lipatan paha dan pantat. Dermatitis Numularis Gejala pada kulit tampak bulat seperti uang logam, kemerahan, bengkak dan berisi cairan dan penderita merasa sangat gatal

D.     PENYEBAB
Penyebab dari eksim sebenarnya belum diketahui dengan pasti, namun beberapa ahli mencurigai eksim berhubungan dengan aktifitas daya pertahanan tubuh (imun) yang berlebihan. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi berlebihan terhadap bakteri atau iritan yang sebenarnya tidak berbahaya pada kulit. Oleh karena itu, eksim banyak ditemukan pada keluarga dengan riwayat penyakit alergi atau asma.
Tiap – tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda. Ada orang yang setelah memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala yang timbul pun bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang dominan, ada pula yang sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga bisa menjadi pencetus timbulnya eksim. Stress yang dialami penderita akan membuat gejala menjadi lebih buruk.
Meskipun penyembuhan eksim sangat sulit dilakukan, namun pada banyak kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan pengobatan yang tepat dan menghindari iritan/alergen yang menyebabkan eksim. Perlu diingat, penyakit ini tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu orang ke orang yang lain.


E.     PATOFISIOLOGI
1.      Dermatitis Kontak
Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan kulit yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.
a.       Dermaitis Kontak Iritan :
Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan ulang akan menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut skin hardering.
b.      Dermatitis Kontak Alergik :
Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya ialah reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak tertutup kemungkinan di daerah lain.
2.      Dermatitis Atopik
Bersifat kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi infeksi sekunder. Riwayat stigmata atopik pada penderita atau keluarganya.
3.      Dermatitis Numularis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta. bagian tubuh
4.      Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama. Bila berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam
5.      Dermatitis Seiboroika
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.Tempat kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum.Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah disebutpytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut. Lesi dapat menjalar ke dahi, belakang telinga, tengkuk, serta oozing (membasah), da menjadi nkeadaan eksfoliatif generalisata. Pada bayi dapat terjadi eritroderma deskuamativa atau disebut penyakit Leiner.

F.      FASE PENYAKIT DERMATITIS
Ada dua fase yang biasanya dialami oleh penderita dermatitis. Pertama,Fase anak, fase ini dimulai dengan munculnya dermatitis sub akut. Jenis dermatitis ini cenderung lebih kering. Dermatitis ini sering muncul di lipat siku/lutut.  Kedua, Fase dewasa, fase ini disertai dengan munculnya hiperpigmentasi (kelebihan pigmen pada kulit yang bisa menyebabkan warna hitam pada bekas luka yang terinfeksi), hiperkeratosis dan likenifikasi (penebalan kulit dan bertambah jelasnya garis-garis normal kulit).
Untuk mencegahnya penyakit ini ada beberapa macam cara  penanganan diantaranya adalah pemeriksaan hispatologi (lesi akut,kronik) dan melakukan serangkaian uji tusuk dan tempel (reaksi positif setelah 24 – 48 jam).

G.    FAKTOR RISIKO
Seringkali terjadi pada penderita rinitis alergika atau penderita asma dan pada orang-orang yang anggota keluarganya ada yang menderita rinitis alergika atau asma. Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis atopik :
  • Stres emosional.
  • Perubahan suhu atau kelembaban udara.
  • Infeksi kulit oleh bakteri.
  • Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).
  • Pada beberapa anak-anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis .

H.    KOMPLIKASI
Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa bintik-bintik yang mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga penderita mengalami demam dan lesu.

I.       BAGAIMANA DERMATITIS TERJADI ?
Dermatitis mungkin merupakan reaksi singkat untuk substansi. Dalam kasus seperti itu dapat menghasilkan gejala-gejala, seperti gatal dan kemerahan, hanya beberapa jam atau hanya satu atau dua hari. Dermatitis kronis bertahan selama jangka waktu tertentu. Tangan dan kaki sangat rentan terhadap dermatitis kronis, karena tangan sering kontak dengan zat-zat asing dan kaki berada di bagian bawah yang kondisinya hangat lembab sehingga penggunaan kaus kaki dan sepatu dapat mendukung pertumbuhan jamur.
Dermatitis kronis dapat mewakili salah satu kontak, jamur, atau penyakit kulit lainnya yang tidak cukup di diagnosis atau diobati, atau mungkin salah satu dari beberapa kelainan kulit kronis yang tidak diketahui asalnya. Karena dermatitis kronis menghasilkan retak dan lecet di kulit, semua jenis dermatitis kronis dapat menyebabkan infeksi bakteri. Terdapat berbagai jenispenyakit dermatitis, namun dermatitis kontak dan dermatitis atopik merupakan jenis yang paling sering ditemukan.

J.      PENCEGAHAN
  1. Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka hindarilah faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang
  2. Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah
  3. Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat
  4. Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
  5. Jaga kelembaban kult dengan cara menghndari perubahan suhu.
  6. Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
  7. Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras

K.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Laboratorium
a.       Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin
b.      Urin : pemerikasaan histopatologi
2.      Penunjang : pemeriksaan histopatologi

L.     PENGOBATAN
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.
  • Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit.
  • Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit).
  • Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.
  • Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.

M.   JENIS – JENIS DERMATITIS
Jenis penyakit yang sering disebut dengan eksim oleh kebanyakan orang ini, mempunyai beberapa jenis diantaranya dermatitis seboroik , dermatitis atopik (eksim) dan dermatitis kontak.
1.      DERMATITIS KONTAK
Dermatitis kontak adalah inflamasi pada kulit yang terjadi karena kulit telah terpapar oleh bahan yang mengiritasi kulit atau menyebabkan reaksi alergi. Dermatitis kontak akan menyebabkan ruam yang besar, gatal dan rasa terbakar dan hal ini akan bertahan sampai berminggu-minggu. Gejala dermatitis kontak akan menghilang bila kulit sudah tidak terpapar oleh bahan yang mengiritasi kulit tersebut.
Dermatitis dibagi menjadi 2 :
a.      Dermatitis Kontak Iritan ( DKI )
Dermatitis kontak iritan dicetuskan dari paparan ke bahan yang toksin atau iritatif ke kulit manusia, dan tidak disebabkan reaksi alergi. DKI terjadi seringkali karena paparan sabun dan deterjen
·         Epidemiologi dan etiologi
Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu : lama kontak, kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan.
Faktor individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan,
·         Gejala klinis
dermatitis kontak iritan juga ada dua macam yaitu dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis kontak iritan kronis. Dermatititis kontak iritan akut Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau panas, eritema, vesikel, atau bula. Dermatitis kontak iritan kronis ialah dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan lembah yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun, pelarut, tanah, bahkan juga air).
·         Pengobatan
Upaya pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimiawi.
b.      DERMATITIS KONTAK ALERGI (DKA)
Dermatitis kontak alergi adalah reaksi kekebalan tubuh yang terjadi pada seseorang yang terlalu sensitif terhadap bahan kimia tertentu. Pada DKA, peradangan mungkin belum terjadi sampai 24 ? 36 jam jam setelah kontak dengan bahan kimia tersebut. Bentuk alergi berbeda dari satu orang ke orang lain. Dermatitis kontak biasanya hanya terjadi di tempat yang berkontak langsung dengan allergen
Gejala dan tanda dematitis kontak antara lain:
-          Bintik-bintik atau benjolan kemerahan
-          Gatal dan bengkak
-          Keluar cairan dari kulit yang terkena atau timbul lenting-lenting dan bula pada kasus yang berat
-          Kemerahan atau lenting pada kulit terbatas pada area yang terkena saja
·         Epidemiolgi Dan Etiologi
Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit. Penyebab dermatitis kontak alergik adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya penetrasi di kulit
·         Gejala Klinis
-          Tangan. Kejadian dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling sering di tangan, misalnya pada ibu rumah tangga. Demikian pula kebanyakan dermatitis kontak akibat kerja ditemukan di tangan. Sebagian besar memang oleh karena bahan iritan. Bahan penyebabnya misalnya deterjen, antiseptik, getah sayuran/tanaman, semen, dan pestisida.
-          Lengan. Alergen umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman.
-          Wajah. Dermatitis kontak pada wajah dapat disebabkan oleh bahan kosmetik, obat topikal, alergen yang di udara, nekel (tangkai kaca mata). Bila di bibir atau sekitarnya mungkin disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan. – Leher. Penyebanya kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum, alergen di udara, zat warna pakaian.
-          Badan. Dermatitis kontak di badan dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna, kancing logam, karet (elastis, busa), plastik, dan detergen.
-          Genitalia. Penyebabnya dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita, dan alergen yang ada di tangan.
-          Paha dan tungkai bawah. Dermatitis di tempat ini dapat disebabkan oleh pakaian, dompet, kunci (nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (misalnya anestesi lokal, neomisin, etilendiamin), semen, dan sepatu.
·         Pengobatan
Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit yang timbul dan pemberian obat Kortikosteoroid untuk mengatasi peradangan.

2.      DERMATITIS SEBOROIK
Dermatitis Seboroik (Seborrhoeic Dermatitis, Seborrheic Dermatitis) merupakan peradangan permukaan kulit berbentuk lesi squamosa (bercak disertai semacam sisik), bersifat kronis, yang sering terjadi di area kulit berambut dan area kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea ( kelenjar minyak, lemak ), seperti kulit kepala, wajah, tubuh bagian atas dan area pelipatan tubuh (ketiak, selangkangan, pantat).
·         Angka Kejadian
Prevalensi Dermatitis Seboroik diperkirakan sekitar 3-5 %. Jika ketombe yang merupakan Dermatitis Seboroik ringan ditambahkan, angka kejadian mencapai 15-20 %. Dermatitis Seboroik dapat dialami oleh semua ras.
Berdasarkan usia, Dermatitis Seboroik dapat terjadi pada semua umur, terutama usia pubertas hingga usia 40 tahun. Pada bayi, Dermatitis Seboroik kerap dijumpai di area kepala dan pelipatan tubuh. Berdasarkan jenis kelamin, Dermatitis Seboroik sedikit lebih banyak dialami pria ketimbang wanita.
·         Penyebab
Penyebab Dermatitis Seboroik hingga kini belum diketahui secara pasti. Faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab Dermatitis Seboroik, antara lain: infeksi jamurMalassezia ovale, faktor imunologi, iklim, genetik, lingkungan, hormonal, dan aktifitas kelenjar sebasea yang berlebihan.
Selain itu, beberapa obat-obat tertentu diduga memicu terjadinya Dermatitis Seboroik, seperti: auranofin, aurothioglucose, buspirone, chlorpromazine, cimetidine, ethionamide, griseofulvin, haloperidol, interferon alfa, lithium, methoxsalen, methyldopa, phenothiazines, psoralens, stanozolol, thiothixene, dan trioxsalen.
·         Gejala
Dermatitis Seboroik relatif mudah dikenali karena tandanya yang khas, yakni dijumpainya krusta (bercak disertai semacam sisik) berminyak.
Gejala Pada Bayi:
-          Di area kepala (bagian depan dan samping) ditandai: krusta tebal, pecah-pecah, berwarna kekuningan dan berminyak. Tanda ini disebut cradle cap karena bentuknya yang mirip topi menutupi kulit kepala.
-          Di bagian tubuh yang lain, ditandai: ruam berwarna kemerahan, merah kekuningan, dengan krusta berminyak yang menutupi permukaannya.
Gejala Pada Dewasa:
-          Keluhan gatal
-          Peradangan pada area seboroik dengan gambaran berbagai bentuk lesi, berwarna kemerahan atau kekuningan disertai dengan adanya skuama, krusta, basah berminyak, dan bisa juga kering.
-          Residif (mudah kambuh) dan bersifat kronis. Diduga behubungan dengan faktor stress, kelelahan, sinar matahari dan iklim.
·         Pengobatan
Pada dasarnya, pengobatan Dermatitis Seboroik ditujukan untuk menghilangkan penyebabnya, jika penyebabnya diketahui, dan untuk meredakan gejalanya.
-           
-          Obat Minum ( sistemik ):
ü  Antihistamin untuk meredakan gatal dan reaksi alergi, misalnya: Loratadine 10 mg, Cetirizine 10 mg atau antihisamin golongan lainnya.
ü  Steroid, digunakan pada Dermatitis Seboroik yang berat. Pada pemakaian jangka lama, steroid digunakan secara tappering down, yakni dosis obat diturunkan secara bertahap dan berkala.
ü  Antibiotika, digunakan jika Dermatitis Seboroik disertai infeksi sekunder oleh kuman akibat garukan, gesekan, dan lain-lain.
-          Obat Topikal ( obat luar: salep, krim, gel, lotion, shampo, dll )
ü  Krim atau salep steroid. Pada area wajah digunakan steroid potensi rendah agar kulit wajah tidak menipis pada penggunaan jangka lama.
ü  Krim atau salep yang mengandung asam salisilat 2-5%, atau sulfur 4%, atau ter 2%, atau ketokonazole 2%, atau obat kombinasi.
ü  Shampo yang mengandung asam salisilat, sulfur, selenium sulfida 2%, zinc pirition 1-2 %. Digunakan untuk keramas 2-3 kali seminggu selama 5-10 menit, kemudian dibilas dengan air bersih.
·         Pencegahan
Sedapat mungkin penderita Dermatitis Seboroik mengamati pemicu timbulnya kekambuhan. Jika sudah mengenali pemicunya, diupayakan untuk mencegah paparan faktor pemicu.
Pada umumnya penderita Dermatitis Seboroik mengalami kesulitan mengenali pemicu timbulnya kekambuhan. Hal ini wajar mengingat beragamnya faktor-faktor pemicu. Kalaupun faktor pemicunya dapat dikenali, tak jarang penderita sulit menghindarinya, terutama jika faktor-faktor pemicu tersebut merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, misalnya stress, iklim dan sejenisnya.

3.      DERMATITIS ATOPI
penyakit dermatitis atopi, pada jenis penyakit dermatitis ini, merupakan keadaan dimana terjadi peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal. Penyakit ini biasanya mempunyai riwayat / stigmata atopi ( sekelompok penyakit pada individu yang mempunyai riwayat kepekaan terhadap alergen dalam keluarganya, misalnya asma, bronchial,rintis alergik).
·         Penyabab
Meskipun merupakan penyakit warisan, eksim terutama diperburuk oleh kontak dengan alergen atau asupan.
Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti stres atau kelelahan.
Eksim atopik terdiri dari peradangan kronis, sering terjadi pada orang dengan riwayat gangguan alergi seperti asma atau demam jerami. Tidak ada penyebab tertentu dermatitis atopik.


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DERMATITIS

 I.         PENGKAJIAN
1.      Identitas Pasien
2.      Keluhan Utama :
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok
3.      Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
b.      Riwayat Penyakit Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
c.       Riwayat Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
d.      Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
e.       Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.

 II.         POLA FUNGSIONAL GORDON
1.      Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
·         Persepsi terhadap penyakit :
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien
·         Penggunaan :
-          Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu (misalnya antidepresan trisiklik, antihistamin, fenotiasin, inhibitor monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan antispasmotik dan obat anti-parkinson
-          Tanyakan tentang penggunaan alcohol, dan tembakau untuk mengetahui gaya hidup klien.
2.      Pola Nutrisi/Metabolisme
·         Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan malam )
·         Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi
·         Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
·         Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
3.      Pola Eliminasi
·         Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna  dan karakteristiknya
·         Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
·         Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi
4.      Pola Aktivitas/Olahraga
·         Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada kulit
·         Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
·         Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
5.      Pola Istirahat/Tidur
·         Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
·         Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
·         Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak?
6.      Pola Kognitif/Persepsi
·         Kaji status mental klien
·         Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami sesuatu
·         Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien
·         Kaji penglihatan dan pendengaran klien
·         Kaji apakah klien mengalami vertigo
·         Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.
7.      Pola Persepsi dan Konsep Diri
·         Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya
·         Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi atau takut
·         Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
8.      Pola Peran Hubungan
·         Tanyakan apa pekerjaan pasien
·         Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.
·         Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien
9.      Pola Seksualitas/Reproduksi
·         Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya
·         Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan menopause
·         Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
10.  Pola Koping-Toleransi Stres
·         Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau perawatan diri )
·         Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.
11.  Pola Keyakinan-Nilai
·         Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran positif.

 III.         PEMERIKSAAN FISIK
a.       Subjektif :
Gatal
b.      Objektif :
·         Skuama kering, basah atau kasar
·         Krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi ( Yang sering ditemui pada kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum )
·         Kerontokan rambut

  IV.         DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Ganguan integritas kulit b.d kekeringan pada kulit
Kriteria hasil : klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan turunnya peradangan, ditandai dengan :
-          Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit
-          Berkurangnya derajat pengelupasan kulit
-          Berkurangnnya kemerahan
-          Berkurangnya lecet karena garukan
-          Penyembuhan area kulit yang telah rusak
Intervensi :
a.       Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit. Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
Rasionalisasi : dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit.
b.      Gunakan air hangat jangan panas
Rasionalisasi : air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan pruritus.
c.       Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa
Rasionalisasi : sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan.
d.      Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari.
Rasionalisasi : salep atau krim akan melembabkan kulit.
2.      Resiko kerusakan kulit b.d terpapar alergen
Kriteria hasil : klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan :
-          Menghindari alergen
Intervensi :
a.       Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui.
Rasionalisasi : menghindari alergen akan menurunkan respon alergi
b.      Baca label makanan kaleng
Rasionalisasi : agar terhindar dari bahan makan yang mengandung allergen
c.       Hindari binatang peliharaan.
Rasionalisasi : jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah
d.      Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
Rasionalisasi : AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada di lingkungan.
3.      Perubahan rasa nyaman b.d pruritus
Kriteria hasil : klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan :
-          Berkurangnya lecet akibat garukan
-          Klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal
-          Klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman
Intervensi :
a.       Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebanya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
Rasionalisasi : dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.
b.      Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.
Rasionalisasi : pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau komponen pelembut pakaian.
c.       Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
Rasionalisasi : bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan iritasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar